Tidurlah dan pejamkan kedua matamu yang parau.
Malam ini kau telah mampu mengamas air mata.
Menjadi cinta atau hujan saja.
Membiarkannya mengalir dan pergi tanpa kaki,
terserak bak daun-daun yang dilupakan musim.
Namun semua terasa beda.
Saat kerapuhan tak lagi bisa.
Kau simpan atau sedekahkan.
Bahkan saat hujan yang tiba-tiba turun.
Dan mengalir didalam rumah.
22,feb,08
Meja merah
Jumat, 22 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar