Sabtu, 26 Januari 2008

Menjumpai Pagi

Menjumpai Pagi

tak juga tersadari, pertarungan itu terus berlanjut, tidak seperti saat saat merepih kematian,tidak juga terlalui, keberadaan itu hanya sementara, meski angin seperti mau bertiup kesana.tidak juga kumengerti, bahwa nafas yang merangkak itu sia sia, dan apa yang mau dikatakan?dan apa yang mau dilakukan?mau tertawa?lebih baik diam..lebih baik tak mengerti...lebih baik begini..lebih baik, dari pada mencarimati..
Hmmmmmmmmmmmm
Namun................
Hari ini, disebuah pagi
Aku hanya belajar menyalakan api pada ranting-ranting kecil,
Seandaikan kelak
Hutan rimba itu mampu terbakar.

Namun angin bertiup begitu kencang
dan hujan datang mencumbui kegalauan
Basah, namun tak menggigil
ku kejar dingin
tapi ia menghilang
T.ksh untuk seorang kawan bicara
eb.32

2 komentar:

beautifulandcolorful mengatakan...

ah..
Kenapa mesti mengingat sesuatu yang mungkin banyak menyita alam pikiran dengan membangkitkan dan memaksa menghidupkan sebuah kisah dari lembaran silam bila hanya melahirkan rasa ingin kembali yang menyakitkan..
bagai memerankan ulang sebuah peran yang seharusnya bukan begitu namun begini..

Kenapa kamu mesti merasa iri kepada matahari yang bisa menghadirkan keindahan pagi dan mengganti peran sang kelam malam..

Kenapa tidak menghidupkan nyala api dihatimu, memberinya nyawa dengan merasakan betapa indah hidup dihari ini. biarkan kesedihan atau rasa kangen yang miris menjadi langkah yang tertinggal yang kemudian kamu ganti dengan langkah baru mu..
menyelamatkan waktu dan menjaga waktu agar dia senang bersamamu dan mengalirkan keindahan warna dalam hidupmu...

tetapi..
kamu benar kalau kita telah terjebak dalam sebuah naungan yang membuat kita seharusnya kenal satu sama lain.. mungkin aku sedikit melebarkan matamu dengan guratan kisah ayahku..sedangkan kamu menghentikan kedip mataku untuk membaca guratan tanganmu...

salam kenal juga yacccc...

beautifulandcolorful mengatakan...

:)